Minggu, 17 April 2011

Proses Pembuatan Pulp (Bubur Kertas)


Proses Pembuatan Pulp (Bubur Kertas)


OLEH:
Kelompok 1
Reza Widi Syamta
:
F0B010013
Oktavvia Migarni
:
F0B010014
Kiki Dwi Jayanti
:
F0B010005
Supangat
:
F0A0
Yosi Ramandhani
:
F0A0
Mayang Eka Cahyani
:
F0B010007
Seprina napitupulu
:
F0A0

PROGRAM DIII ANALISIS KIMIA DAN KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis pamjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah serta nikmat kesehatan dan kemudahan yang tiada tara. Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Tak lupa salawat beriringkan salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manuisia dari zaman kebodohan ke zaman ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan selama ini.
Adapun judul makalah ini  adalah Proses Pembuatan Pulp (Bubur Kertas)’
Selama penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama melakukan penyelesaian makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih.
Akhir kata berharap semoga Allah SWT menuntun hati penulis kepada jalan yang benar dan selalu diridhoi serta termasuk kedalam golongan  orang-orang yang beruntung baik dunia maupun akhirat. Mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat pada masa yang akan datang.
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dami kesempurnaan di masa yang akan datang.

Jambi,   Maret 2011


Tim Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR             ................................................................................i
DAFTAR ISI                             ................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN        ................................................................................1
1.1    Latar Belakang Masalah      ................................................................................1
1.2    Rumusan Masalah                ................................................................................2
1.3    Tujuan                                  ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN          ................................................................................3
2.1  Persiapan Bahan Baku          ................................................................................3
2.2  Proses Produksi                     ................................................................................8
2.3  Pengolahan Limbah              ................................................................................14
BAB III PENUTUP                  ................................................................................18
3.1  Kesimpulan                           ................................................................................18
3.2  Saran                                     ................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA              ................................................................................19


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia terhadap barang – barang keperluan sehari – hari termasuk diantaranya kertas. Kertas diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai tissu, pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya.

Meningkatnya pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia telah membawdap meningkatnya permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah. Oleh karenanya dalam upaya terpeliharanya kualitas lingkungan industri harus meningkatkan pengelolaan limbahnya melalui pengolahan yang lebih efektif dan kemungkinan pemanfaatannya.

Industri pul dan kertas pada saat ini dihadapkan pada masalah penanganan limbah yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar berasal dari lumpur hasil pengolahan air limbah. Di lokasi pabrik limbah padat tersebut hanya ditumpuk dan belum dimanfaatkan sehingga selain menimbulkan gangguan terhadap estetika juga menyebabkan pencemaran air, tanah, dan bau bagi masyarakat sekitar.

Dalam rangka mengantisipasi tuntutan masyarakat yang makin tinggi terhadap masalah lingkungan telah mendorong pihak industri untuk melakukan upaya pemanfaatan limbah sebagai alternatif pengelolaan lingkungan yang perlu dikembangkan. Karena selain itu tidak ada lagi sisa yang terbuang juga dapat memberikan nilai tambah.

Perusahaan kertas merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan karena karakteristik limbahnya yang memiliki nilai BOD/ COD (kebutuhan oksigen dalam menguraikan senyawa biologi dan kimia) yang sangat tinggi. Apabila limbah cair tersebut dibuang ke perairan akan mengakibatkan kematian ikan dan biota air lainnya. Selain itu limbah cair industri kertas menimbulkan bau busuk, sedangkan bahan kimia yang terikut dalam limbah cair tersebut menimbulkan gangguan pernafasan bagi penduduk yang tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah, bahkan tercium sampai beratus – ratus meter dari tempat tersebut.

1.2.      Rumusan Masalah
*     Apa saja bahan baku pembuatan pulp?
*     Bagaimana kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
*     Bagaimana proses produksi?
-          Proses pembuatan pulp?
-          Pengolahan bahan baku?
*     Bagaimana dampak dan pengelolaan limbah industri pulp?

1.3.      Tujuan
*     Untuk mengetahui bahan baku untuk pembuatan pulp
*     Untuk mengetahui kualitas bahan baku untuk pembuatan pulp
*     Untuk mengetahui bagaimana proses produksi, yaitu proses pembuatan pulp dan pengolahan bahan baku
*     Untuk mengetahui dampak dan pengelolaan limbah industri pulp


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persiapan Bahan baku
A.  Bahan Baku
Pada proses pembuatan pulp dan paper, bahan baku yang digunakan adalah kayu. Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Diharapkan jenis kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh, tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.
Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:
a.    Bahan baku primer
Untuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu  (wood) atau bukan kayu (non wood).
*   Kayu (wood)
Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood). Kayu berdaun lebar (hard wood), umumnya menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia falcatera, Euclyptus sp, dan Antochehalus candabia. Sedangkan kayu berdaun jarum (soft wood), sering disebut kayu jarum adalah jenis daun yang bersal dari pohon berdaun jarum. Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp (dammar).
Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang cocok sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi alkali, bilangan permanganate, panjang putus dan factor retak.

*    Bahan Kayu (non wood)
Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan baku pulp, baik itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji. Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
·      Serat kulit batang      : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay
·      Serat daun                 : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas
·      Serat bulu biji            : Kapas, Kapuk
·      Serat rerumpunan      : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga
Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayu
Kandungan
Bahan Kimia
Serat Panjang
(soft wood)
Serat Pendek
(hard wood)
Bukan Kayu
(non wood)
Selulosa
42 +/- 2 %
40 +/- 2 %
(36 – 38) %
Hemiselulosa
27 +/- 2 %
30 +/- 5 %
(38 – 40) %
Lignin
28 +/- 3 %
28 +/- 3 %
(12 – 16) %
Zat ekstraktif
5 +/- 3 %
3 +/- 3 %
-

b.    Bahan Baku Sekunder
Guna penghematan atau efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini telah diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis kertas dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari kertas, karton bahkandario baju bekas yanh dikenal sebagia sebutan “serat primer”.
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.

Komposisi kimia kayu terdiri dari:
*   Selulosa
Bagian utama dinding sel kayu yang berupa polimer karbohidrat glukosa dan mermiliki komposisi yang sama dengan pati. Beberapa molekul glukosa membentuk suatu rantai selulosa. Selulosa juga termasuk polisakarida yang mengidentifikasikan bahwa didalamnya terdapat berbagai senyawa gula.
Selulosa berantai panjang dan tidak bercabang. Seklama pembuatan pulp dalam digester, derajat polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu. Penurunan derajat polimerisasi tidak boleh terlalu banyak, sebab akan memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp menjadi tidak kuart. Selulosa dalam kayu memilikib derajat polimerisasi sekitar 3500, sedangkan selylos dalam pulp mempunyai derajat polimerisasi sekitar 600-1500. Rantai selulosa yang lebih pendek akan menghasilkan pulp yang encer.


*   Hemiselulosa
Hemiselulosa juga adalah polimer yang dibentuk dari gula sebagai komponen utamanya. Hemiselulosa adalah polimer dari senyawa gula yang berbeda seperti:
·      Hexoses        : Glukosa, Manosa dan Galaktosa
·      Pentose         : Xylose dan Arabinase
Hemiselulosa memilki derajat polimerisasi lebih kecil dari 300. Hemiselulosa adalah polimer bercabang atau tidak linier. Selama pembuatan pulp hemoiselulosa bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan selulosa. Rantai hemiselulosa lebih pendek dari rantai selulosa.
Hemiselulosa bersifat hidrofilik (mudah menyerap air) yang menyebabkan struktur selulosa menjadi kurang teratur sehingga air bisa masuk kejaringan selulosa. Hemisolulosa akan memberikan fibrillasi yang lebih baik dari pada selulosa dan meningkatkan kualitas kertas.
*   Lignin
Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensei yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping ki8mia dan proses pemutihan (bleaching) akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel kayu.
Reaksi-reaksi lain seperti sulfonasi oksidasi, halogenasi sangat penting terutama dalam proses pulping dan bleaching seperti dalam proses soda menghasilkjan lignin terlarut, dimana terjadi pelepasan gugus metoksil pada saat lignin berdifusi dengan larutan alkali.

*   Ekstraktif
Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substransi kecil yang terdapat pada kayu. Ekstraksi meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsure lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industry kertas. Dalam pembuatan pulp pada prinsipnya adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber yang ada dalam kayu dan menghilangkan lignin dan eksraktif.



A.  Kualitas Bahan baku
Pada proses pembuatan pulp digunakan bahan baku chip yang berasal dari kayu. Kualitas chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan factor yang sangat penting baik dalam proses pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu diketahui factor-faktor yang mempengaruhi kualitas chip pada produksi pulp. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pulp dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
*   Chip Quality
Kualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah factor yang sangat penting dalam kualitas akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan adalah:
Wood Related Variable
Meliputi sifat-sifat kayu seperti spesies, densitas dan decay (kerusakan)
-       Wood spesies
Chip-chip softwood menghasilkan pulp yang lebih kuat dari pada hardwood karena fiber-fibernya lebih panjang dan lebih fleksibel daripada hardwood. Softwood umumnya menghasilkan yield yang lebih rendah daripada hardwood bila dimasak dibawah kondisi biasanya.
-       Wood Density
Density kayu adalah factor ekonomi yang penting dalam pulping. Dengan suatu kayu yang padat (denser wood) akan membuat lebih banyak dalm volume digester dam ini akan meningkatkan produksi pulp.
Kualitas pulp maupun kertas juga dipengaruhi oleh densitas kayu yang digunakan. Serat yang didapat dari kayu dengan densitas rendahakian menghasilkan serat yang fleksibel serta kertas yang berkekuatan baik.
-       Wood Decay
Pembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi dan lin-lain. Pembnusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun dstronge chip (tempat penyimpanan chip)
Process Related Variable
-       Chip Size
Ketebalan chip sangat penting dalam proses pulping, ketika cairan pemasak akan menembus chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak tidak akan menembus secara sempurna kepusat chip sehingga pusat chip tidak masak.
-       Chip Bulk Density
Merupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester. Hal ini menentukan jumlah pulp yang dapat masuk dan dinyatakan dalam kg/m3. Chip Bulk Density dipengaruhi oleh wood density dan chip size.
-       Chip moisture
Mempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Jika moisture terlalu rendah, maka akan mempersulit dalam menghasilkan chip. Dengan mengetahui moisture content chip dapat dihitung wood input yang masuk kedalam digester, supaya terjaga konsentrasi liquor dan alakali secara konstan. Mouisrue level sebaiknya dalam range 40%-50%.
-       Bark (kulitkayu) dan kontaminasi lainnya
Bark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi pulp karena bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstrkktif dan selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi alkalidan mengurangi kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang tinggi menyebabkan masalah di evaporator dan pitch pada pulp machine.

*    White Liqour Properties
White Liqour merupakan bahaan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft cycle) dalam bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH, Na2S, Na2SO4, Na2CO3). White Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan lignin dalam digester dan juga untuk ekstraksi selulosa. Digester yang digunakan adalah digester continue.

*   Cooking Control Variable
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengontrol cooking adalah:
-       Waktu dan Temperatur
Reaksi  delignifikasi bergantung paada temperature. Kenaikan temperature yang kecil mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi delignifikasi seperti kenaikan 10˚C dari 160˚C - 170˚C akan menyebabkan dua kali delignifikasi.

-       Alkali Charge
Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi yang dibuttuhkan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka delignifikasi, dan mengurangi yield ‘’as the mount of dissolved hemicellulosa increase’’.
-       Liqour to Wood Ratio
Rasio liquor :wood (rasio normal3:1 atau 5:1), kelebihan black liquor yang berasal dari digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.

Produk
*   Pulp
Pulp mempunyai arti bubur, dalam hal ini adalah bubur kayu. Pulp merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kertas yang berasal dari seerat(selulosa dan hemiselulosa).
2.2 Proses Produksi
Proses pembuatan pulp di dilakukan secara kimia dengan menggunakan metode kraft. Metode ini menggunakan cairan pemasak White liquor (lindi putih) yan menggunakan NaOH dan Na2S. Adapun pembuatan pulp ini dimulai dari pembuatan bahan baku untuk mengubah kayu gelondongan menjadi Chip, pemasakan Chip di gester menjadi pulp, pencucian dan pemutihan pulp, pengeringan dan pembentukan lembaran pulp, serta penyimpanan.
Untuk proses pembuatan pulp diperlukan bahan-bahan kimia yang diproduksi oleh di Chemical plant. Chemical plant terdiri dari lima unit yaitu Chlorine diokside plant, sulfur diokside plant yang di produksi Chlorine Diokside dari NaCl, Oksigen plant yang memproduksi oksigen dari udara, Brine Treatment plant dan Chlor Alkali plant yang memproduksi Chlorine dan Caustie dari NaCl.
A.      Proses pembuatan pulp
Proses pembuatan pulp dimulai dari pemisahan bahan baku di unit wood prepation (W/P) dimana bahan baku dari kayu yang di potong-potong menjadi kayu gelondongan yang ditampung di suatu lapangan luas, selanjutnya dilakukan pengelupasan kulit kayu (debarking) oleh alat yang dinamakan Drum Barker yaitu suatu bejana selider berukuran panjang 28,5 m. Dan berdiameter 5,5 m yang berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm.
Kayu yang telah dikelupas kemudian di cacah menjadi Chip dengan ukuran standar (Chip Standard) menggunakan Chipper. Selanjutnya Chip tersebut memasuki vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan Chip-chip yang berukuran standar dengan  yang tidak memenuhi ukuran standar berdasarkan klafisikasi chip tersebut. Klafisikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Ø  Chip Standard (accept chip)
-          Panjang     : 10-25mm
-          Lebar         : 10-25mm
-          Tebal         : 5-8mm
Ø  Lebih besar dari standard (over size)
Ø  Lebih kecil dari standard (fine size)
Ø  Debu (dust)
B.       Pengolahan bahan baku
v  Pemasakan (Cooking)
Pemasakan dilakukan pada digester jenis Cooking CompactTM. Digester ini terdiri dari top separator dan screen section yang berkerja dengan metoda cocurrent (searah) dan terdapat juga zona washing yang dilakukan secara counter current, metoda pemasakkanya cendrung pada suhu yang lebih rendah tetapi dengan pamasakan yang cendrung lebih lama.
Chips yang berasal dari chip yard diumpankan kedalam chip buffer yang terdapat pada ujung belt conveyor. Kemudian chip masuk melalui bagian atas IMPBIN dan diukur laju alir chipnya menggunakan chipmeter. IMPBIN merupakan vessel yang memiliki tekanan sama dengan  tekanan atmosfer serta mamiliki fungsi presteaming sekaligus fungsi impregnasi.
Campuran white liquor dan black yang diekstrak dari tranfer circulation dan atau dari bagian screen digester dimasukan kebagian atas IMPBIN melalui centralpipe. Sebelum chip bercampur dengan liquor, temperature chip terlebih dahulu dinaikan smpai mencpai suhu 100oC dan dengan penambahan liquor yang akan meningkatan proses deaerasi chip.

v  Pencucian dan penyaringan (washing and screening)
1.    Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar pulp masih mengandung knot (mata kayu) yang tidak masak. Kandungan tersebut harus dipisahkan, dari pulp pada tahap awal dari proses.
Pemishan knot tilakukan dalam tiga tahap untuk pemisahan yang efisien. Dengan tujuan untuk mengurangi kandungan serat sekecil mungkin terbawa pada pemishan tahap ketiga (reject dari coarse screen)
2.    Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu:
a.    Primary screening
b.    Secondary screening
c.    Teriary screening
        Pada primary screening sebagian besar shive adalah reject, tetapi dalam pemisahan masih banyak serat yang terikut. Agar tidak banyak fiberatau serat yang terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary sereening) disaring lagi pada tahap kedua (secondary sereening).
Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada tahap ketiga (tertiary screening) sebelum dikeluarkan dari sistem melalui reject press ini adalah untuk mengurangi bahan kimia (chemical loss) dan mempermudah penanganan reject. Accept dari tahap kedua dan tahap ketiga ini akan di kembalikan lagi ke inlet dari tahap sbelumnya (cascade). Bersama-sama shive pasir juga terbawa oleh aliran reject screen dan dibawa ke reject press, karena dalam pengoprasian sebagian besar pasir terbawa aliran accept bersama filtrate. Untuk mencegah penumpukan pasir didalam system yang menyebabkan kerusakan pada alat, maka pasir dipisahkan dari filtrate pada sand separator.
3.    Brown stock washing
Plup yang dihembus (blown) dari digester, masih bercampur dengan sebagian cairan pemasak yang mengandung sisa bahan kimia pemasak dan juga lignin yang terlarut dalam kayu. Kotoran-kotoran yang terlarut dalam pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara berlawanan arah (counter current), dimana air panas hanya digunakan sebagai pncuci pada tahap akhir dri rantai pencucin.
Selepas dari blow tank dan screening room, pencucian brown stock telah mengalami dua tahapan, tahapan pertama di hi-heat washing zone dan digester continous dan kemudian didalam presure diffuser. Tahap ketiga atau tahap terakhir dari pencucian brown stock adalah dewatering press sebelum O2 reaktor.
Pada dewatering press, pulp di press untuk mencapai konsentrasi sekitar 10% setelah itu pulp diencerkan dengan filtrat dari first oxigen press pada screw dilution sehingga konsentrasinya menjadi 12%. Alkali yang digunakan untuk delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan pengencer.
Filtrat yang meninggalkan dewatering press masih mengandung sebagian besar fiber yang harus dipisahkan. Pemisahan tersebut dilakukan dalam liquor screen, dari sana filtrat yang bersih di salurkan ke pressure diffuser, dan serat. Yang lebih dipisahkan akan dikembalikan ke accumulator tank bersama-sama dengan filtrat lainya.

v O2 Delignification
Proses oksigen dilignifikasi merupakan proses pre-blcaching yang berguna untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses oksigen dilignifikasi maka bilangan kappa berkurang ±14. Adapun fungsi oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dlam waktu yang bersmaan dapat menurunkan dampak terhadap lingkungan.
Proses oksigen dilignifikasi berlangsung pada medium konsentrasi dengan tempertur dan tekanan tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan Alkali, dipakai salah satu NaOH atau while liquar oksidasi. Sebelum masuk ke reactor, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 100oC.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reactor, dimana waktu yang dibutuhkan (retention time) menurut waktu yang dirancang adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat didalam reactor yang disebabkan chanelling, yang menyebabkan pendeknya retention time, maka aliran yang merata dan stabil di dalam reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga konsentrasi pulp sekitar 10%

v Bleaching
Proses pemutihan di PT Lontar papyrus terdiri dari 2 line, dimana line 1 yang terdiri dari tahap CD-EOP-DI-D2 masih menggunakan proses konvensional atau proses non EFC (Elementary chlorine free) yaitu proses pemutihan dengan menggunakan  senyawa chlor (Cl2), sedangkan untuk line 2 tahapan yang digunakan adalah D0-EOP-DI yang merupakan  proses EFC yang menggunakan khlorin dalam bentuk senyawa lain yaitu khlordioksida sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran.
Proses pemutihan pada line 1 memiliki urutan-urutan yang terdiri dari tahapan berikut:
1.    Tahap pemutihan (C+D), yaitu menggunakan Cl2 dan ClO2  yang berfungsi untuk mengikat kandungan lingnin dan pulp.
2.    Tahap ekstraksi (EOP), yaitu menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang berfungsi untuk mengikat zat-zat orgnik dan kandungan lignin dalam pulp serta mempertahankan ikatan sellulosa.
3.    Tahap pemutihan kembali (D1 dan D2), yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk mengikat kandungan lignin dalam pulp.

Sedangkan pada line 2 memiliki tahapan sebagai berikut:
1.    Tahap pemutihan  D0, yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk mengikat kandungan lignin dan pulp.
2.    Tahap extraksi (EOP), yaitu menggunakan NaOH, O2, HO2 yang berfungsi untuk mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam pulp serta mempertahankan ikatan sellulosa.
3.    Tahap pemutihan kembali (D1), yaitu menggunakan ClO2 yang berfungsi untuk mengikat kandungan lignin dalam pulp.

C.      Pembentukan lembaran pulp
Pulp yang telah diputihkan  selanjutnya dikirim ke unit pulp machine (M/C) yang mengenai masalah penyediaan pulp sheet (lembaran) dengan proses kerja sebagai berikut:
1.    Screening , merupakan tahap penyaringan dan membentuk serat yang lebih homogen tanpa ada pengontor yang halus maupun kasar.
2.    Dewatering, merupakan tahap pengurangan kadar air yang terdiri dari dua tahap yaitu DWP dan HDP.
3.    Drying, merupakan tahap pengeringan lembaran pulp dengan menggunakan steam atau uap panas.
4.    Pulp cutting dan Bale Handling merupakan tahap akhir proses pulp machine disini dilakukan pemotongan dan pengemasan.

Ø Tahap penyaringan (Sereening)
Screeing plant merupakan proses bleaching dan Dwatering machine yang berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran yang ada pada bubur serat (fiber). Stock yang dihasilkan di screening plant disuplay ke Dwatering machine untuk di proses menjadi lembaran pulp yang merupakan produk utama dari PT. LPPPI.
Bahan yang melalui proses pemutihan di bleaching di pompakan ke HDT dengan konsistensi 10%. Selanjutnya bahan tersebut diencerkan dengan air pengencer dari filtrate chest  pada bagian dasar HDT menjadi 5%. Stock yang ada di HDT dipompakan ke stock chest, setelah diencerkan menjadi 4% kemudian dilakukan penyaringan yang terdiri dari protection screen atau combitrap. Pressure screen atau fine screen, penyaringan pada centry cleaner, penyaringan pada satomi dan proses screening ini diakhiri dengan pengentakan pulp yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi.  
 
Ø Tahap pengurangan kadar Air (Dewatering)
Dewatering plant adalah proses pengurangan kadar air dari bubur serat serta proses pembuatan lembaran pulp . pulp cair diencerkan hingga konsentrasinya mencapai 1,2-1,8% kemudian disemprotkan menggunakan headbox. Dari headbox disalurkan dengan tekanan ke foarming board “DWP” untuk pembentukan foemesi lembaran pulp. Pada DWP (Double Wire Press) terjadi proses pengurangan kadar air dengan menggunakan dua lembaran kawat mesh (bottom dan top wire) dengan lebar 7,4 meter yang saling menekan dan berputar berlawanan arah.
Kadar air yang berkurang pada proses pengeringan ini mencapai 30-35%. Proses selanjutnya berlangsung di Heavy Duty Press (HDP 1 dan 2), dimana pengurangan air dilakukan dengan cara penekanan dengan Main Press Roll dan artinya diserap oleh felt pada bagian atas dan bawah HDP 1 sehingga akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 20% pada akhir proses HDP 2, dan formasi lembaran pun semakin sempurna. 
Ø Tahap pengeringan akhir (Drying)
Proses pengeringan pulp dengan menggunakan udara panas yang di hembuskan ke permukaan bagian atas dan bawah pulp, dimana Drying cabinet disini terdiri dari menara kipas (fan section) dan tiap bagian mempunyai kipas sirkulasi (circulation fan), pipa yang berisi uap pemanas (steam heated coil) dan blowbox, sehingga akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 35-40%.
Ø Tahap pemotongan (pulp cutting dan bale Handling)
Pulp yang keluar dari dryer kemudian masuk ke bagian cutter lay boy untuk dipotong sesuai dengan ukuan standar yaitu 616 mm x 840 mm, kemudian ditampung didalam lay boy untuk disusun menjadi Bale (pengepakan) di unit bale handling.
Ada babrapa urutan proses bale handling antara lain:
1.    Scale, yaitu alat untuk menimbang pulp dalam 1 bale (250 AD Kg)
2.    Balling press, yaitu alat untuk mengpres pulp dalam 1bale dari tinggi semula 80 cm menjadi 45-50 cm
3.    Wrapper, yaitu alat untuk memberikan pembungkus
4.    Tying, yaitu pengikat setelah bale pulp dibungkus. Tali pengikatnya adalah kawat diameter 2 mm
5.    Stenciller, yaitu alat untuk membuat merk
6.    Folder, yaitu alat untuk membungkus pulp
7.    Stacker, yaitu alat untuk menumpuk bale pulp menjadi 4 bale
8.    Unityer, yaitu alat untuk mengikat 8 bale pulp dengan kawat diameter 3 mm

Ø Penyimpanan (Warehouse) dan Distribusi
Setelah pulp dijadikan dalam satu unit (8 bale), kemudian diangkat dengan menggunakan forkilift untuk disimpan di gedung produksi (warehouse), untuk siap dipanaskan.
Untuk menangani penyimpanan produk baik untuk pulp, tissue maupun produk Chemical memiliki beberapa gudang baik gudang terbuka maupun gudang tertutup yang dikelola dengan rapi dan penanganan yang cepat.
2.3 Pengolahan Limbah
A.  Limbah Cair
Pengolahan limbah cair dalam usaha mengatasi pencemaran terhadap lingkungan berdasarkan kep 51/MENLH/10/1995 tentang buku Mutu limbah cair bagi Limbah Industri dan keputusan Gubernur Jambi No: Kep.83 tahun 1996 tentang buku mutu lingkungan daerah untuk Wilayah Propinsi Jambi.
Pengolahan dampak yang sudah berjalan, yaitu system IPAL dengan:
1.    Primary treatment : bar screen,equalization tank, primary clarifier A & B, buffer and distribution tank,colling tower.
2.    Secondary treatment : aerated lagoon, secondary clarifier A & B
3.    Sludge treatment and removal : thickner clafirier,sudge stiragetannk, belt filter prees
4.    Pembuatan kolam ikan dan kebun percontohan sebagai control biologi.
Program pengelolahan Limbah cair yang telah dikembangkan :
1.    Penambahan system IPAL dari kapasitas 50.000 m3/hari menjadi 75.000 m3/hari dengan system “biological treatment”.
2.    Perbaikan penampungan limbah untuk mengantisipasi keadaan darurat (emergency pond) berkapasitas 12.000 m3 dengan lantai yang dikonkrit.
3.    Pengontrolan rembesan air lindi kulit kayu ke lingkungan masyarakat dengan jalan pemasangan pompa yang mengalirkan leachate tersebut ke pusat pengelolahan limbah cair.
4.    Western natural lagoon berfungsi untuk pengolahan alami air  limbah terolah tersebut sebelum di alirkan kesungai
5.    Eastern natural lagoon berfunsi untuk penampungan dan memonitor kualitas air hujan yang berasal dari parit-parit hujan dalam pabrik.Aktivitas lain yang dikerjakan. Pengawasan rutin terhadap limbah cair terolah dilaksanakan setiap hari dan dipantau lagi oleh pemerintah propinsi jambi setiap tiga bilan sekali terhadap total buangan limbah cair terolah termasuk juga di hulu dan hilir sungai.
B.  Limbah Padat
Penanganan limbah padat di lingkungan internal PT. LPPPI telah dilaksanakan secara sistematis dan terarah sesuai dengan komitmen yang telah dinyatakan oleh pimpinan tertinggi perusahan.
Pengelolahan limbah padat yang telah dikembangkan dan sekaligus memberikan nijai ekonomis tinggi adalah :
1.    Penanganan dengan system penggunaan kembali (reused)
Potongan kayu dan kulit kayu digunakan sebagai bahan bakar di multifuel boiler, sedangkan limbah padat dari hasil penyaringan  akhir pembuatan pulp dijadikan lembaran  pulp kelas rendah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tisuue.Sementara llimbah padat berupa pasir bekas dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batako yang dipakai dalam lingkungan internal pabrik.demikian juga slude cake dari unitpengelolahan limbah cair  telah di jadikan uji coba sebagai pupuk kompos di HTI dan saat ini di laksanakan percobaan secara insentif dari manfaat kompos tersebut.
2.    Penanganan sistem landfill
Perlakuan limbahpadat lain yang berasal darisisa produksi seperti dregs, sceer reject,ash,dan lumpur garam dilakukan dengan system penimbunandan system khusus untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.
3.    TPA (tempat pembuangan akhir) untuk limbah domestic
Limbah yang berasal darikantor dan rumah tangga dilakukan penimbunan pada lokasi tertentuyang berlokasi jauh dari air masyarakat dengan ketinggian terlalu pula. Setelah dua mingggulimbah tersebut di timbun dengan tanah setempat dengan ketebalan 15-20 cm.
4.    Penanganan dengan system pembakaran
Limbah padat domestic seperti kayu palet bekas pembersihan oli bekas,bamboo, kain lapdan serbuk gergaji bekas pembersihan oli dan grease dilakukan pembakaran secara terus menerus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sisa abu pembakaran di timbun di landfill.
5.    Limbah padat yang dapat dijual
Limbah padat lainnya melalui proses penyrlrksi seperti drum bekas,besi, pipa-pipa, batrei bekas, ban bekas dan lain-lain dapat di jual kembali dengan di tanganni oleh seksi material.
C.  Limbah Gas
Dalam usaha penanganan terjadi pencemaran udara oleh limbah gas yang di hasilkan dari kegiatan yang berlangsung,PT.LPPPI telah melakukan pengontrolan dan pemantauan secara berkelanjutan dan terus-menerus dengan melakukan perbaikan-perbaikan, modifikasi dan penambahan alat-alat untuk mencapai baku mutu emisi buang yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Usaha yang dilaksanakan adalah :
1.    Optimatis efisiensi penangkapan debu oleh EP (elektostatic precipitator)dengan perawatan secara cermat
2.    Melakukan penambahan system scrubber di smelt dissolving tank.
3.    Penambahan sistem scrubber pada stack cemical making
4.    Melakukan perawatan EP scrubber sesuai dengan intruksi kerja
5.    Membakar NCG di lime kiln

Aktifitas lin yang dikerjakan :
Pemantauan secara rutin terhadap gas emisi dalam lingkungan pabrik serta pemantauan udara ambiet pada area dalam dan luar lingkungan pabrik.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Izin resmi dari bapedal melalui keputusan kepala bipedal nomor : 012/BAPEDAL/02/1999 tentang pemberian ijin penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun (Limbah B3) kepada PT.LPPPI dan gudang penyimpanan tersebut di rancang sesuai dengan kep.No.01/BAPEDAL/09/1995 dengan tata cara dan persyaratan teknis penyimpannan dan pengumpulan limbah B3. Symbol dan label limbah B3 di atur dalam Kep.No.05/BAPEDAL/09/1995.




















BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
*       Bahan baku pembuatan pulp terdiri dari bahan baku primer dan sekunder. Bahan baku primer, yaitu berupa kayu dan bukankayu. Sedangkan bahan baku sekunder yaitu berupa komposisi kimia dari kayu, misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstrsktif.
*       Kualitas chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan faktor yang sangat penting dalam pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip yng dihasilkan.
*       Adapun proses pembuatan pulp yaitu, pemasakan, pencucian dan penyaringan, O2 delignifikasi, bleaching.
*       Dalam proses pembuatan pulp terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan, diantaranya adalah limbah cair, limbah gas dan limbah padat.

3.2   Saran
Dalam proses pembuatan pulp harus diperhatikan mengenai bahan baku, proses pembuatan serta dampak dari proses tersebut. Dalam proses pembuatan pulp ini manghasilkan limbah berupa limbah cair, limbah gas dan limbah padat. Diantar limbah tersebut terdapat limbah yang dapat dimanfaatkan dan juga terdapat limbah yang merugikan.









DAFTAR PUSTAKA
Test Method 1 OFF 3. Visskositas Pullp dengan Metode CED.QP/TM/1-10.PT.LPPI
SCAN-C 15:99.Revised 2000.SCANDINAVIAN Pulp and Paper and Board Testing Commite.
Tappi T230 Om-94
Tappi T254 Cm-85

7 komentar:

  1. salam.... terima kasih atas artikel yang luar biasa ini salam

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.

    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management

    OUR SERVICE
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical

    BalasHapus
  3. Pengurangan dari sumbernya, mencakup pemeliharan dan perawatan yang baik (good house keeping) dengan menerapkan kebiasaan baru dalam pengoperasian dan pemeliharan alat industri antara lain dengan mencegah terjadinya ceceran dan tumpahan bahan. Perubahan dalam proses produksi juga dapat dilakukan yang mencakup perubahan input bahan, pengawasan proses yang lebih ketat, modifikasi peralatan dan perubahan teknologi. pabrik Penerima Limbah Kardus Jasa penulis artikel

    BalasHapus
  4. Penyablonan , Alat dan bahan pada proses penyablonan terdiri dari alat pencetak sablon, bahan sablon dan proses penyablonan. Untuk mencetak dasar sablon menggunakan computer untuk merancang desain ,motif yang akan digambar/dibuat sesuai dengan motif yang diinginkan Jasa Penulis Artikel pabrik penerima limbah kardus

    BalasHapus
  5. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %) Jasa Penulis Artikel SEO harga kardus bekas di pengepul harga kardus bekas pengepul kardus bekas terdekat

    BalasHapus